Pendakian Gunung Sumbing via Jalur Butuh
Terletak
di perbatasan antara kota Magelang, Temanggung dan Wonosobo. Gunung Sumbing
merupakan gunung tertinggi ke-2 di Jawa Tengah setelah gunung Slamet dan
memiliki ketinggian 3.371 mdpl. Gunung ini juga termasuk dalam daftar gunung
api di Jawa Tengah dengan keindahan kawahnya. memiliki gunung kembaran yaitu
gunung Sindoro, sama seperti gunung Merapi dan Merbabu, gunung Sumbing kembar
dengan Sindoro. Untuk melakukan pendakian ke gunung ini terdapat salah satu
jalur pendakian yang berada di dusun Butuh, Kaliangkrik, Magelang, Jawa Tengah.
Basecamp jalur ini merupakan rumah dari Kepala Dusun yaitu Bapak Lilik,
disamping menyewakan tempat untuk bermalam, beliau juga menyediakan segala
perlengkapan pendakian. Bagi para pendaki yang akan melakukan pendakian melalui
jalur Kaliangkrik, harus melakukan registrasi dengan mengisi buku tamu dan
membayar retribusi sebesar Rp 10.000 per orang.
Melalui
jalur ini, jarak waktu antara basecamp dengan pos satu kurang lebih adalah 2
jam perjalanan normal. Pendaki akan disuguhi pemandangan terasering di
sekeliling jalur, karena notabene penduduk sekitar memiliki mata pencaharian
sebagai petani sayur. Beberapa jenis sayuran yang ditanam seperti kembang kol,
daun bawang, kubis, dan wortel. Setelah dimanjakan oleh pemandangan terasering,
perjalanan menuju pos 2 ditempuh dengan waktu 1 jam. Di pos 2 ini pendaki sudah
bisa mendirikan tenda apabila ingin segeran beristirahat. Namun areanya tidak
terlalu luas, sehingga tidak dapat melebihi dari 8 tenda kapasitas 4 orang.
Setelah melewati pos 2 pendaki akan melewati jalur yang sedikit ekstrim dimana
jalan setapak yang sempit dan pinggiran adalah jurang. Disini pendaki dituntut
untuk disiplin dan berhati-hati dalam berjalan agar tidak terperosok kedalam
jurang. Setibanya di pos 3, pendaki akan melihat sumber mata air yang jernih.
Di pos 3 pendaki juga dapat mendirikan tenda, namun hanya memuat maksimal 5
tenda saja.
Bagi
pendaki yang ingin mengambil gambar, di pos 3 pemandangan bukit dan pemukiman
warga terlihat dengan jelas. Namun apabila cuaca kurang baik maka hanya kabut
yang akan terlihat. Perjalanan dari pos 3 menuju pos 4 ditempuh dengan waktu
kurang lebih 2-3 jam. Jalur yang semakin ekstrim dijumpai ketika pendaki menuju
ke pos 4. Melewati aliran sungai dengan bebatuan yang licin, memanjat
tebing-tebing, dan jalan setapak yang berdampingan dengan jurang. Setibanya di
pos 4 pemandangan yang disuguhkan semakin indah, bahkan puncak gunung lain terlihat
seperti, Merapi dan Merbabu dapat terlihat dengan jelas saat cuaca cerah.
Selain pemandangan yang indah, di pos 4 para pendaki sudah bisa menjumpai bunga
edelweiss. Bunga ini seringkali dianggap oleh pendaki sebagai bunga abadi.
Koonon apabila diberikan kepada orang yang terkasih maka akan abadi pula
cintanya. Disamping itu, di pos 4 merupakan pos yang paling banyak digunakan
untuk mendirikan tenda oleh pendaki. Area di pos 4 dapat menampung hampir 10
tenda. Biasanya para pendaki bermalam di pos ini lalu melanjutkan perjalanan ke
puncak pada pagi hari.
Perjalanan yang ditempuh dari pos 4 menuju puncak selama 1,5 jam. Dari atas puncak sejauh mata memandang adalah 360 derajat. Sehingga pendaki dapat memandang seluas manapun yang diinginkan. Di atas puncak tentunya para pendaki pasti ingin mengambil gambar sebagus mungkin, disamping itu ada pula yang beristirahat sambil memakan beberapa cemilan yang dibawa dari pos 4. Namun dalam hal pendakian, puncak bukanlah suatu keharusan, melainkan adalah bonus pendakian. Satu hal utama dalam pendakian adalah keselamatan, selamat dalam pendakian dan selamat kembali kerumah masing-masing.
Comments
Post a Comment